Tampaknya setahun terakhir ini, Jakarta giat membenahi taman
kota. Kegiatan dini dapat diukur dari semangat pemimpin Jakarta Joko
Widodo-Basuki Tjahaja Purnama untuk membenahi dan menambah taman demi mencapai
target mewujudkan 30 persen RTH (Ruang Terbuka Hijau ) dari total luas Jakarta
wajib dikawal. Apalagi, Jakarta masih menyimpan banyak potensi RTH cukup besar.
Untuk itu masyarakat merindukan taman untuk bermain, seperti diketahui bahwa
hampir sudah tidak ada Ruang Terbuka Hijau ditengah kota Jakarta.
Bersyukur, keinginan masyarakat untuk memiliki taman itu
sudah dapat dinikmati walau belum banyak
yang sudah dibuat. Salah satu taman tersebut yang berlokasi di jalan Muhamad Khafie 1 Ciganjur Jakarta
Selatan. Siapa yang tidak kenal daerah Ciganjur ini, karena ciganjur terdapat
rumah pribadi mantan Presiden Abdurrahman Wahid ( Gusdur).
Taman ini hampir di
setiap akhir pekan dikunjungi masyarakat Ciganjur maupun sekitarnya. Taman yang
berukuran luas lebih kurang 1.1 hektar ini di tata sedemikian rupa sehingga
tampak asri. Bukan main, selama ini
saya selalu mendambakan taman kota yang selalu saya saksikan di film-film luar
negeri betapa nyamannya, kita dapat berolah raga, bercanda ria , bercengkrama
bersama keluarga. Sekarang saya dapat menikmatinya tanpa harus jauh-jauh untuk
mencapainya. Disamping itu aktivitas lainnya ada yang memanfaatkan berfoto untuk
“pre wedding”. Di dalam taman ini
kita dapat menemukan Angsa yang di lepas bebas.
Melihat angsa tersebut berenang
di danau buatan ,anak-anak kecil sangat menikmati, sesekali menyantap makanan
yang disuapi oleh ibunya.
Tapi para orang tua juga harus berhati-hati agar
terus mengawasi anak-anaknya agar tidak tercebur ke kolam dan di “sosor” angsa.“Joging track” yang disediakan tidak luput dimanfaatkan untuk
melakukan lari-lari kecil maupun bersepeda.
Untuk pencapaian kelokasi ini tidak sulit, dengan ongkos Rp 8.000,- dari terminal Bus pasar Minggu dengan
Mikrolet M 20 anda akan sampai dilokasi ini. Tepatnya lokasi ini dikenal dengan
turunan/ tanjakan Dr Herman Soesilo. Saran saya untuk tidak membawa kendaraan roda
empat dikarenakan tempat parkir tidak terlalu luas.
Satu kekhawatiran saya, seperti biasanya dimana ada keramaian
di Jakarta pasti para pedagang kali lima
akan segera menggelar dagangannya. Untuk itu saya berharap Pemda Provinsi DKI
terus mengawasi dan menangani dari pedagang tersebut, agar kualitas taman itu tidak
tercemar dengan munculnya “pedagang kaki lima”.
Ayo tunggu apa lagi, siapkan waktu libur anda untuk
mengunjungi taman yang tidak dipungut biaya ini.