Jumat, 06 Februari 2015

JALAN-JALAN KE JEPANG….(Hari ke 2)





Pagi hari jam 8, kami sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami di Jepang. Pagi itu gerbang Kaminarimon masih sepi pengunjung. Hanya beberapa kios yang sudah siap melayani pengunjung pagi itu.
 

Saya sempat mengabadikan suasana pagi itu. 

Hari ini berencana akan mengunjungi Fish Market ( pasar ikan)  Tsukiji, dilanjutkan ke kawasan Harajuku dan Meiji Shrine. Dengan membayar 170 yen , kami menumpang kereta subway  Ginza Line menuju ke Satsion Ueno. 
Tiba di Stasiun Ueno kami melanjutkan perjalanan dengan menumpang kereta JR Yamanote jurusan ke stasiun Shimbashi dengan tidak membayar karcis karena kami memakai JR pass. Sesampainya kami di Stasiun Shimbashi, segera kami memulai perjalanan kami. 
 


Di udara dingin di pagi itu, kami menyusuri pedestrian untuk pejalan kaki menuju ke pasar ikan Tsukiji. Disepanjang pedestrian  kita dapat melihat kebersihan dan kenyamanan saat melintasi pedestrian. Pohon-pohon yang daunnya gugur pada musim dingin ini menyisakan batangnya yang tampak fotogenik. Sepanjang perjalanan kita juga akan menikmati suasana aktivitas masyarakat di sini. 



Ada yang sedang berjalan menuju ke kantor, bekerja pada perbaikan saluran air kota dan ada juga sekelompok anak kecil yang di asuh oleh pengasuh dari sebuah yayasan yang mengasuh anak Balita, dimana para orang tua mereka yang bekerja atau kalau di Indonesia kita kenal sebagai Tempat penitipan anak (TPA).



 Rasa senang dan lucu sekali melihat anak-anak itu, mereka diajarkan untuk mengenal jenis tanaman di Taman yang berada di pinggir pedestrian.



Setelah berjalan hampir 30 menit, tibalah kami di pasar ikan Tsukiji. Pasar Tsukiji ini merupakan tempat pelelangan ikan, khususnya pelelangan ikan Tuna.  Ikan-ikan yang tiba jam 17 dan akan di lelang pada  jam 5.30 di esok harinya. 


Dan kira pada jam 7 pagi ikan-ikan yang sudah dilelang dan sudah dibeli oleh pedagang, segera dibawa ke kios-kios mereka yang berada tidak jauh dari pelelangan ikan. Disini baru terjadi transaksi jual beli ikan. Kami tiba di Pasar Tsukiji ini pada jam 9.45 pagi. Jadi kami tidak dapat menyaksikan pelelangan ikan itu, disamping itu saya juga tidak berniat untuk menyaksikannya,  suasana becek dan lainnya sudah terbayang oleh saya.Belum lagi harus membawa pakaian ganti yang dapat memberatkan bawaan saya.


Pada saat kami tiba suasana pasar yang menjajakan ikan juga mulai sepi dari pembeli, hanya para wisatawan dan fotografer yang sedang menikmati suasana yang saya lihat.
Oh ya ada yang menarik  perhatian saya, yaitu sebuah kendaraan yang berfungsi sebagai gerobak. Kendaraan itu digerakkan oleh mesin dan mempunyai kemudi seperti setir mobil. Kendaraan ini dipakai untuk mengangkut kotak-kotak yang berisikan ikan menuju mobil yang akan mengangkut kotak berisi ikan itu ke kota.


 Akan tetapi masih juga ada yang memakai gerobak yang memakai tenaga manusia. 





Saya hanya memasuki bagian pasar yang terluar, dikarenakan sudah mulai sepi dari pengunjung. ada beberapa ikan yang masih dipajang di beberapa kios. Saya melihat banyak ikan-ikan yang tidak pernah saya jumpai di Indonesia.


Ada yang lebih  menarik perhatian saya, yaitu pemandangan unik dimana setiap kios mempunyai kasir dan kasir itu berada di ruang yang sempit, lucu sekali.




Setelah mengeksplore suasana di pasar ikan Tsukiji yang bersih dan tertata ini, masih di lingkungan pasar yang berada di pintu masuk. Kami mencari kedai yang menjual shasimi



Di lokasi itu saya melihat antrian panjang disetiap kedai yang menjual makanan itu. Dengan sabar kami terus mencari kedai yang sedikit antriannya, beruntung kami mendapatkannya. Langsung kami masuk dan memesan makanan yang kami inginkan. Di dalam kedai itu ada peraturan bagi pengunjung kalau setiap makanan yang dipesan tidak boleh memakannya dengan cara membagi kepada temannya. Jadi setiap orang tidak boleh mencoba makanan yang di pesan oleh temannya. Dan juga cara memakannya kita harus membungkuk, karena ruang untuk lewat dibelakang kita hanya selebar 40 cm. Saya memesan satu set Shasimi. Oh ya satu peraturan lagi, kalau saya tidak diijinkan untuk mengabadikan makanan dengan kamera maupun  telepon selular saya. Jadi maaf ya tidak ada gambar yang saya tampilkan. Makanannya sangan nikmat, ikannya terasa segar.
Setelah puas menyantap shasimi, kami lanjutkan dengan menyelusuri area disekitar pasa ikan ini. Ternyata tidak hanya ikan saja. Ada barang-barang kelontong bahkan ada yang menjual kaos, jajanan pasar ala Jepang dan souvenir khas Jepang.
 

 

 


 








Setelah puas menyelusuri pasar ini, kami segera melanjutkan perjalanan kami ke kawasan Harajuku. Dengan menumpang kereta subway Oedo Line dan membayar 240 Yen menuju stasiun Yoyogi. Setelah sampai Stasiun Yoyogi kami berganti kereta dengan menggunakan kereta JR Yamanote Line menuju stasiun Harajuku.

Hampir memakan waktu 30 menit dari pasar ikan Tsukiji tibalah kami di Stasiun Harajuku. Setelah keluar dari stasiun tepat dipintu masuk stasiun, kita sudah melihat Takeshita street dimana disisi kanan dan kiri jalan ini terdapat butik-butik, café, souvenir dan masih banyak lainnya.


 Dikawasan ini biasanya pada musim panas, para kaum muda memamerkan pakaian mereka yang khas. Sayang pada saat saya mengunjungi kawasan ini tidak satupun ada anak muda yang berpakaian khas itu.



Ketika menyusuri jalan itu Hujan mulai turun.  Segera kami mencari mencari payung, dengan membeli payung kami meneruskan perjalanan ini. Di ujung jalan Takeshita, Hujan semakin deras dan sempat kami menyebrang jalan dan berteduh di ujung Harajuku street. Disini saya melihat orang yang lalu lalang memakai payung dibawah rintik hujan, suatu pemandangan yang bagus. Dengan cepat saya keluarkan kamera dan mengabadikannya.








Hujan sudah agak sedikit reda perjalanan kami lanjutkan, akan tetapi tidak lama kami berjalan hujanpun turun lagi. Kami segera berteduh di sebuah toko yang menjual pakaian wanita. Sambil menunggu istri dan anak belanja, saya manfaatkan waktu untuk mengabadikan orang yang berpayung hilir mudik di depan Toko. Sayang sekali, karena hujan tidak kunjung reda dan kami putuskan untuk pulang ke hotel dan tidak jadi mengunjungi Kuil Meiji shrine .




Hujan hanya sedikit reda, kami segera menuju ke Stasiun Harajuku untuk kembali ke Hotel di Asakusa untuk istirahat.

Di malam harinya , setelah beberapa jam istirahat, kami  memulai kembali untuk melanjutkan petualangan di Tokyo malam hari, kali ini kami ingin mengunjungi sentra elektronik di wilayah Akihabara. Seperti biasa kami menggunakan kereta Ginza line dengan membayar 170 Yen menuju stasiun Ueno. Dari stasiun Ueno kami melanjutkan perjalanan dengan JR Yamanote Line menuju Stasiun Akihabara. Walau hanya dua stasiun dari stasiun Ueno, kami tidak mendapatkan Tempat duduk dikarenakan banyak penumpang yang baru pulang dari kerjanya. Syukur hanya dua stasiun kami berdiri di kereta. Sesampainya di Akibahara kami langsung mengeksplorenya. Tidak banyak yang dapat diambil fotonya, karena saya sibuk melihat-lihat kamera foto yang dijajakan disetiap toko. 





 Setelah puas mengeksplore kawaasan Akihabara , segera kami kembali ke Hotel utuk menyiapkan tenaga untuk perjalanan esok hari.