Seperti biasa sebelum saya mengunjungi suatu
objek untuk difoto, saya selalu mencari informasi yang akurat mengenai
objek-objek yang akan saya kunjungi dan untuk diambil gambarnya. Untuk itu pada
perjalananku kali ini, saya ingin menyusuri pantai Selatan di Kota Malang, Jawa
Timur. Ternyata terdapat banyak pantai yang perlu di kunjungi salah satunya
adalah Pantai Balekambang. Uniknya pantai ini adalah adanya Pura Hindu ( tempat
ritual sembahyang agama Hindu). Sekilas kalau diperhatikan mirip dengan Pura Tanah Lot
di Bali. Hanya di Balekambang ini ada jembatan yang menghubungi pantai dan
pulau kecil yang terdapat pura tersebut. Dengan informasi tersebut saya sudah
tidak tahan untuk segera mengunjungi objek itu
Sesuai dengan rencana yang tadi sore dengan
supir sekaligus pemandu saya, mas Antok namanya. Dia mengusulkan untuk berangkat
dari hotel pada dini hari. Karena untuk mencapai ke lokasi memerlukan waktu
kurang lebih 2 sampai 3 jam, dengan harapan mendapatkan momen matahari terbit
disana. Tepat jam 1.30 pagi hari, kami memulai perjalanan menuju ke pantai
Balekambang. Mas Antok, memilih rute perjalanan melewati Kepanjen, Pagak, dan Bantur. Setelah hampir
sampai di Balekambang, tidak ada lampu penerangan jalan. Suasana gelap gulita
hanya lampu kendaraan kami saja yang menerangi suasana. Cukup mendirikan bulu kuduk saya. Kiri kanan jalan terdapat hutan jati. Tidak ada
satupun rumah penduduk yang dijumpai. Saya terus berdoa agar tidak terjadi
sesuatu dengan kendaraan kami. Setelah hampir 2 jam kami pun tiba di pantai
Balekambang. Ternyata perhitungan kami tiba disana lebih cepat. Suasana masih
gelap, hanya sesekali terdengar suara deburan ombak besar di kejauhan. Loket tiket masuk belum
buka, warung warung makanan tutup dan hanya ada satu warung yang buka, itupun sang
penjaga warung sedang asik tidur. Setelah memarkirkan kendaraan, Mas Antok
menyuruh aku untuk tidur dahulu, dikarenakan masih jam 2.45 pagi.
Tepat
jam 4.30 bell Alarm Phone cell kami berdering segera kami bangun dan saya menyiapkan peralatan foto
saya. Ternyata langit sudah mulai
membiru dan awan sudah sebagian berwarna Jingga. Segera saya mencari spot yang
bagus tentunya, dengan seiring terbitnya matahari saya sibuk mengabadikan momen
dan suasana pagi hari di Pantai balekambang.
Disebelah
Barat dari Pura Amarta Jati ini terdapat sebuah pulau lagi, sayang pulau ini
tidak dapat dikunjungi karena jembatan menuju ke pulau itu sudah rusak. Akan tetapi
rusaknya jembatan itu menjadi unik untuk objek foto saya.
Setelah puas mengabadikan semua objek yang
menurut saya bagus, saya kembali ke area Parkir Mobil. Suasana sudah berubah karena tadi malam kami melihat sangat sepi suasananya,
sekarang sudah ada lagi beberapa kendaraan yang parkir di dekat mobil kami. Di area parkir
tersebut banyak terdapat kios-kios cenderamata untuk oleh-oleh, warung makan
dan sarana lainnya termasuk MCK.
Ada
hal lain yang unik di pantai disekitar Pura Amartha Jati. Tampak ada beberapa
warga sibuk mengais pasir pantai. Tergerak saya menghampirinya dan menanyakan
kegiatan itu. Oooo…ternyata mereka mengais pasir itu berharap mendapatkan
perhiasan dari Emas. Perhiasan emas itu didapat pada saat upacara melarung (upacara agama Hindu),dan
perhiasan Emas itu salah satu bagian atau syarat untuk dilarung. Dan para pengais tidak selalu mendapatkan perhiasan emas
tersebut, tergantung rejeki dan keberuntungan mereka. Mau coba adu keberuntungan ?
Setelah
puas mengeksplor Pantai Balekambang saya meneruskan perjalanan ke Pantai
Ngliyep yang tentunya akan saya ceritakan lagi pada tulisan berikutnya….