Pagi hari setelah menyantap sarapan,
sayapun bergegas menyiapkan peralatan memotret, tak lama berselang saya sudah
berada bersama dengan teman saya di lobby Hotel yang akan mengantarkan saya ke
suatu tempat dimana ada pengrajin tenun ikat yang cukup eksis di kota Kediri,
akhirnya kamipun pergi menuju lokasi.
Lokasi pengrajin itu tidaklah jauh dari hotel dimana saya menginap, hanya dengan waktu lima belas menit dengan suasana lalu lintas yang boleh dikatakan lancar, kami tiba di lokasi tersebut. Dengan ramah sang Empunya yang bernama ibu Siti Ruqoyah, menerima kami dan bersedia untuk diwawancara.
Menurut Ibu Siti, sejarahnya
tenun ikat di Bandar Kidul ini yang sudah ada sejak sejak dulu, sulit untuk
dipastikan kapan dimulainya. Ilmu tenun ikat ini diturunkan dari generasi yang
satu ke generasi selanjutnya. Dahulu tenun
ikat di Bandar Kidul ini berupa tenun ‘palikat” atau “kotak”. Sehingga seiring
dengan perkembangan jaman dan tenun “palikat” sudah di produksi oleh mesin maka
para pengrajin mencari model lain yakni tenun ikat atau tenun kembang
Setelah berbincang-bincang sayapun dibawa oleh ibu Siti menuju ke area produksi. Dengan senang hati ibu menerangkan proses dari bahan mentah hingga menjadi kain tenun ikat tanpa takut kalau-kalau nanti proses pembuatan tenun ikat ini ditiru orang, tapi ibu Siti hanya berkata “ saya senang kalau ada orang yang menirukan apa yang saya lakukan”. Menurut ibu Siti banyak Mahasiswa yang belajar pada Ibu Siti.
Setelah berbincang-bincang sayapun dibawa oleh ibu Siti menuju ke area produksi. Dengan senang hati ibu menerangkan proses dari bahan mentah hingga menjadi kain tenun ikat tanpa takut kalau-kalau nanti proses pembuatan tenun ikat ini ditiru orang, tapi ibu Siti hanya berkata “ saya senang kalau ada orang yang menirukan apa yang saya lakukan”. Menurut ibu Siti banyak Mahasiswa yang belajar pada Ibu Siti.
Sambil bercakap-cakap Ibu
siti menerangkan bahwa proses pembuatan kain Tenun Ikat ini melalui Dua Proses, yaitu
1.Proses Pembuatan Lusi /
keteng
2. Proses pembuatan Pakan /
Umpan
* Proses Pembuatan Lusi /
Keteng
Meliputi pencelupan /
pewarnaan benang dari warna dasar menjadi warna yang dikehendaki, setelah itu
pemintalan benang ke kelos dilanjutkan penataan benang ke Bum. Grayen adalah penyambungan benang
yang lama yang terdapat pada alat tenun dengan benang baru.
*Proses pembuatan Pakan /
Umpan
Proses ini meliputi pemintalan benang / Goben, dilanjuti dengan Reek yaitu menata benang pada bidangan (Bak). Setelah itu pemberian Motif dilanjuti oleh pengikatan benang. Lalu setelah itu pemberian warna Kombinasi dilanjuti pencelupan/pewarnaan dan pelepasan iktan setelah benang tersebut kering. Selanjutnya mengurai benang untuk dijadikan umpan/pakan (mindah) setelah itu pemintalan pakan pada palet dan akhirnya memulai proses tenun.
Proses ini meliputi pemintalan benang / Goben, dilanjuti dengan Reek yaitu menata benang pada bidangan (Bak). Setelah itu pemberian Motif dilanjuti oleh pengikatan benang. Lalu setelah itu pemberian warna Kombinasi dilanjuti pencelupan/pewarnaan dan pelepasan iktan setelah benang tersebut kering. Selanjutnya mengurai benang untuk dijadikan umpan/pakan (mindah) setelah itu pemintalan pakan pada palet dan akhirnya memulai proses tenun.
Selanjutnya Ibu Siti
menceritakan bahwa banyak pesanan dari para perancang maupun orang per orang
untuk memesan kain tenun ikat ini dengan desain khusus. Adapun proses dari
pemesanan hingga jadi bahan tenun ikat paling lama seminggu dan bisa dikirim
melalui paket. Kapasitas produksi kain tenun ikat yang di produksi oleh Ibu
siti mencapai 875 potong sebulan. Bandrol harga kain yang dijajakan masih
terjangkau .
Setelah berkeliling melihat
produksi, saya melihat –lihat barang jadi Kain Tenun di show room, saya membeli beberapa kain
tenun ikat yang tentunya untuk oleh-oleh.Nah anda tertarik dengan kerajinan ini? silakan
anda datang langsung kesana.
Tak terasa hampir 4 jam di
lokasi ini , sayapun pamit dengan Ibu Siti seraya menghabiskan minuman yang
disuguhkan….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar