Hari Minggu pagi, saya berniat
melihat acara prosesi pernikahan adat Betawi yang diadakan di Situ Babakan Ciganjur.
Dengan rasa penasaran sampailah saya di Situ Babakan yang terletak
tidak jauh dari rumah saya, kira-kira hanya 10 menit.
Di Situ Babakan sudah ramai orang
untuk menyaksikan prosesi pernikahan adat budaya Betawi.
Ternyata di lokasi ini sering diadakan suatu acara yang menyangkut adat budaya Betawi
( Jakarta). Sepanjang jalan menuju acara yang digelar itu saya melihat para
pedagang pikulan sudah memenuhi di pintu masuk rumah adat Betawi. Sungguh menarik bagi saya. Saya langsung membidik kamera
saya dan mengambil beberapa frame foto. Dari penjual balon beserta mainan
anak-anak hingga makanan khas Betawi
yaitu ‘Kerak Telor”.
Tepat jam 9.00 WIB acara pun di
mulai. Dengan serius saya menyimak sang Pembawa acara dengan pakaian khas Betawi (memakai pakaian layaknya seorang pendekar dengan sarung di lilitkan
dibadannya) menceritakan proses acaranya.
- Untuk urutan pertama sang pembawa
acara hanya menceritakan bahwa dalam adat pernikahan Betawi ada suatu seremony yang dinamakan“Ngedelengin” . “Ngedelengin”
adalah suatu proses mencari pasangan
yang bisa dilakukan siapa saja. Dan apabila seorang Pria sudah bertemu dengan pasangannya (Wanita) dan sudah merasa “sreg”
(sesuai/ cocok), maka untuk meminta /meminang ke pihak Wanita akan di lakukan
oleh seorang perantara yaitu Mak Comblang. Setelah Mak Comblang menemui
keluarga pihak wanita dan jika terjadi kecocokan dengan pihak wanita, maka si wanita
yang “pinta” tersebut akan diberi
uang, yang dinamakan uang “Sembe”. Selanjutnya
Mak Comblang akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk prosesi selanjutnya
yaitu “Ngelamar”
- Urutan prosesi selanjutnya adalah acara “Ngelamar”. Seperti lazimnya ada
perkawinan dari daerah lain di Indonesia, dalam prosesi ini, pihak Pria meminta kepada pihak
keluarga Wanita secara Resmi. Biasanya hasil dari pembicaraan dari proses ini
adalah pihak Pria harus memenuhi persyaratan lamaran antara lain :
- Sirih , Pisang raja, Roti tawar,
Hadiah lain
- Hadirnya orang-orang untuk mejadi
saksi dan memperkuat keputusan yang dibuat oleh pihak wanita
- Bawa Tande
putus, Tande putus adalah adanya sebuah
bukti /tanda bahwa anak wanita yang telah
dilamar tidak boleh di ganggu, walaupun prosesi akad nikah masih lama waktunya.
Adapun Tande putus dapat berupa apa
saja.
Urutan Selanjutnya adalah Prosesi Akad Nikah. Disini saya melihat adanya persamaan prosesi dengan prosesi adat
lainnya di Indonesia. Yaitu adanya prosesi pra nikah dimana Calon Mempelai
wanita mengadakan acara di kediamannya. Rangkaian prosesi acara yang diadakan
di rumah pihak calon mempelai wanita
adalah
- Ada
masa di Pingit atau Piare, dimana segala sesuatunya calon mempelai
wanita akan diawasi kegiatannya oleh tukang
piare atau tukang rias.
- Acara
Siraman atau acara “Mandiin”, dalam acara ini hanya untuk calon
Mempelai Wanita dimana akan di lulur dan
berpuasa selama seminggu yang bertujuan agar pada acara pernikahan nanti
berjalan lancar.
- Acara
Tangas atau acara Kum, adalah acara mandi uap dimana calon
mempelai wanita akan duduk dibawah bangku yang dibawahnya terdapat godokan
rempah-rempah selama 30 menitan.
-Acara
Ngerik atau malam Pacar, dimana dalam acara ini mempelai wanita akan diberi warna kuku kaki dan
kuku tangannya dengan pacar ( Sejenis
tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mewarnai kuku)
Setelah Prosesi Pra Nikah usai,
prosesi akan nikah dapat dilakukan. Uniknya pada saat pembawa acara
menyampaikan proses akad nikah ini saya terkejut dengan suara letusan “petasan”. Oh ternyata itu pertanda
dimulainya proses akad Nikah. Petasan
tadi menandakan bahwa rombongan dari calon Mempelai Pria dan keluarganya sudah tiba di lokasi dimana
acara akad nikah akan digelar.
Tampak
persiapan Keluarga Calon Mempelai Pria untuk memasuki lokasi acara. Tampak juga
para anggota keluarga Calon mempelai pria membawa “seserahan” (bawaan
persyaratan yang di ajukan oleh keluarga calon mempelai wanita). Barang yang
dibawa pada akad nikah tersebut antara lain sirih nanas lamaran, sirih
nanas hiasan, mas kawin, miniatur masjid yang berisi uang belanja, sepasang
roti buaya dan lainnya.
Pada saat itu saya melihat calon
mempelai Wanita yang disembunyikan di suatu tempat dan saya tidak
menyia-nyiakan moment itu langsung saya foto.
Ada prosesi selanjutnya yang saya
membuat terkagum-kagum yaitu suatu tradisi adat Betawi dimana jaman dahulu
banyak “Jagoan” atau “Jawara”. Nah pada prosesi ini diadakan
suatu atraksi semacam adu kekuatan melalui beladiri “Pencak Silat”. Prosesi acara ini dinamakan “Palang Pintu”, dimana Palang
pintu merupakan acara yang sangat menghibur. Palang Pintu merupakan kegiatan yang bertujuan saling mengenal
antar keluarga dan maksud tujuan kedatangan, juga sebagai syarat diterimanya
calon mempelai pria beserta jawaranya,
harus melewati dahulu palang pintu yang dijaga oleh jawara Betawi dari pihak calon mempelai wanita
Adapun acara ini dilaksanakan sebelum akad nikah dimulai, tepatnya ketika rombongan calon pengantin pria baru sampai di depan kediaman calon pengantin wanita. Dalam Skenarionya, rombongan calon pengantin pria akan dihadang oleh Jagoan /jawara keluarga calon pengantin wanita. Untuk itu para Jagoan /jawara calon pengantin pria harus melawan Jagoan /jawara dari pihak calon mempelai wanita. Seru ya…
Adapun acara ini dilaksanakan sebelum akad nikah dimulai, tepatnya ketika rombongan calon pengantin pria baru sampai di depan kediaman calon pengantin wanita. Dalam Skenarionya, rombongan calon pengantin pria akan dihadang oleh Jagoan /jawara keluarga calon pengantin wanita. Untuk itu para Jagoan /jawara calon pengantin pria harus melawan Jagoan /jawara dari pihak calon mempelai wanita. Seru ya…
Pada adat pernikahan betawi, setelah
prosesi akad nikah selesai, mempelai pria akan membuka cadar yang menutupi muka
mempelai wanita untuk memastikan apakah benar, yang ada dibalik cadar tersebut
adalah wanita pilihannya.. Setelah itu, baru kedua mempelai diperbolehkan duduk
berdampingan serta dilanjutkan dengan acara-acara untuk menghibur kedua mempelai.
Selain adu silat juga diadakan adu (pertandingan) berpantun. Seperti kita ketahui masyarakat Betawi pandai sekali berpantun. Pada akhirnya pihak Calon mempelai Pria dinyatakan sebagai pemenangnya dan diperbolehkan untuk masuk keruangan akad Nikah.
Selain adu silat juga diadakan adu (pertandingan) berpantun. Seperti kita ketahui masyarakat Betawi pandai sekali berpantun. Pada akhirnya pihak Calon mempelai Pria dinyatakan sebagai pemenangnya dan diperbolehkan untuk masuk keruangan akad Nikah.
Maka acara selanjutnya adalah acara
akad Nikah. Pada Acara ini Akad nikah di pimpin oleh penghulu dari Kantor
Urusan Agama (KUA).
Disini saya melihat pada Pakaian
yang dikenakan oleh kedua Mempelai sedikit unik yaitu pakaian mempelai wanita
dipengaruhi oleh kebudayaan Cina sedangkan pakaian mempelai Pria dipengaruhi
oleh kebudayaan Arab.
Biasanya
setelah acara akad nikah dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang bertujuan
untuk menghibur para tamu dan masyarakat sekitarnya. Hiburan tersebut berupa
tanjidor dan gambang kromong dan mungkin juga ada pertunjukan lenong.
Biasanya, dalam adat pernikahan
betawi, orang tua mempelai Wanita akan diberi hadiah dari orang tua Mempelai Pria
atas terpeliharanya kesucian mempelai wanita selama ini. Setelah acara ini
selesai,secara Agama dan adat kedua
mempelai betawi ini sudah syah dan berhak untuk tinggal satu atap / serumah.
Wah tidak terasa hampir tiga jam
saya mengikuti prosesi pernikahan adat budaya Betawi, saya pun mencari makanan kerak telor yang dari tadi saya incar….mmmm sedap…