Dengan informasi yang saya terima dari
teman yang gemar dengan kuliner khas
Indonesia, dia memberitahukan bahwa ada satu bahan makanan yang mana bahan makanan itu
dibuat dari ikan yang diproses melalui pengasapan
yang lebih dikenal dengan nama “MANGUT”. Olahan makanan dari bahan ikan
asap tersebut paling asik dimakan dengan dengan sambal atau diolah menjadi sayur
mangut.
Mendapat informasi tersebut, saya
lalu mencoba cari tahu dimana letak pembuatannya dan ingin mengunjunginya.
Dengan zaman informasi yang canggih, dengan
mudah saya mendapatkan lokasi pembuatan Mangut tersebut. Lokasi tersebut berada di
Semarang , tepatnya di tepi Kali Asin Bandarharjo Semarang
Utara. Dengan persiapan cepat pula saya berangkat ke Semarang. Singkat cerita
tibalah saya di Semarang. Di semarang, jatah sarapan pagi saya tidak saya ambil,
saya berusaha mencari sarapan dengan sayur mangut. Untunglah tidak jauh dari
Hotel saya menginap ada warung nasi yang menyediakan menu itu. Memang Lezat dan
mempunyai sensasi lain. Setelah menyantap sarapan dengan sayur Mangut, menyiapkan peralatan foto saya
dan berangkat menuju Semarang Utara.
Jalan
menuju “pabrik” Mangut saya
disuguhkan oleh pemandangan yang sangat menarik
dan sangat fotogenik , kondisi
air kali yang berwarna Hitam tapi tidak terlalu menimbulkan bau, tanpa banyak bicara saya langsung
mengambil foto. Oh ya ada satu informasi yang saya dapatkan bahwa apabila malam
hari turun hujan biasanya sungai ini akan meluap terutama kalau terjadi pasang
naik di laut, mengingat lokasi ini berada di dekat muara.
Tidak lama kemudian mulai tampak
terlihat cerobong-cerobong yang mengeluarkan asap. Ternyata tempat pembuatan
Mangut tidak jauh dari pabrik-pabrik besar yang berlokasi tepat di sebelah
pembuatan mangut. Akhirnya saya sampai di pembuatan Mangut.
Dari luar
penampakan “pabrik” mangut ini tidak tampak sebuah pabrik, beratapkan seng tanpa
dinding yang permanen tampak asap putih yang mengepul ke udara. Dengan tidak
mau rugi saya langsung ambil foto di salah satu pabrik itu, tentunya dengan
minta ijin terlebih dahulu pada pekerja di dalamnya. Anehnya saya tidak
menemukan “boss” pabrik.
Seperti biasa rasa penasaran saya
tiba, dengan sedikit wawancara dengan salah satu pekerja disana saya menayakan
prosesi pembuatan ikan Mangut. Proses dimulai
dengan memotong ikan menjadi beberapa bagian, bagian kepala dipisahkan yang kemudian
dijemur hingga kandungan airnya berkurang sebelum dibakar nanti. Sedangkan untuk
bagian badan ikan di potong potong yang kemudian diletakkan diatas ram kawat. Sementara itu batok kelapa
dibakar didalam tungku pengasapan, setelah panas ram ram kawat tadi diletakkan
diatasnya.
Hanya dengan waktu 10 menit tiap sisinya,
mangut sudah matang siap dijual. Ikan yang biasa dipakai untuk diasap adalah
jenis ikan Tongkol dan Manyung. Kunci atau rahasia agar mendapatkan hasil yang baik
pada proses pengasapan , pekerja harus menjaga agar selama pengasapan batok
kelapa yang sudah menjadi arang agar tidak mengluarkan api, karena membuat ikan
menjadi gosong nantinya. Apabila ada api, maka akan di perciki air, sehingga
asap yang mengepul akan bertambah bertambah banyak.
Dalam bisnis 'Mangut' ini, sehari pesanan ikan mangut bisa mencapai 500 kg , bahkan
kalau sedang ramai pesanan bisa mencapai 600 sampai 800 kg. Harga jual per
kilo nya dibandrol 30 ribu rupiah saja, dan untuk bagian kepala, harganya lebih
murah dan dibandrol 20 ribu rupiah. Pendistribusian hasil didistribusikan ke
pasar dan warung-warung. Batok kelapa yang dibakar tadi yang sudah menjadi
arangpun dijual.
Setelah puas mendapatkan
informasi , dengan badan yang sudah berbau asap saya meninggalkan lokasi
sesekali saya mengambil foto yang menurut saya terlewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar