Senin, 20 Januari 2014

"Betawi" Wedding Ceremony



Hari Minggu pagi, saya berniat melihat acara prosesi pernikahan adat Betawi yang diadakan di Situ Babakan Ciganjur. Dengan rasa penasaran  sampailah saya di Situ Babakan yang terletak tidak jauh dari rumah saya, kira-kira hanya 10 menit.

Di Situ Babakan sudah ramai orang untuk menyaksikan prosesi pernikahan adat budaya Betawi. Ternyata di lokasi ini sering diadakan suatu acara yang menyangkut adat budaya Betawi ( Jakarta). Sepanjang jalan menuju acara yang digelar itu saya melihat para pedagang pikulan sudah memenuhi di pintu masuk rumah adat Betawi. Sungguh menarik bagi saya. Saya langsung membidik kamera saya dan mengambil beberapa frame foto. Dari penjual balon beserta mainan anak-anak hingga makanan khas Betawi yaitu ‘Kerak Telor”.
 














Tepat jam 9.00 WIB acara pun di mulai. Dengan serius saya menyimak sang Pembawa acara dengan pakaian khas Betawi (memakai pakaian layaknya seorang pendekar dengan sarung di lilitkan dibadannya) menceritakan proses acaranya.

- Untuk urutan pertama sang pembawa acara hanya menceritakan bahwa dalam adat pernikahan Betawi ada suatu seremony yang dinamakan“Ngedelengin” . “Ngedelengin” adalah suatu  proses mencari pasangan yang bisa dilakukan siapa saja. Dan apabila seorang Pria sudah bertemu dengan pasangannya (Wanita) dan sudah merasa “sreg” (sesuai/ cocok), maka untuk meminta /meminang ke pihak Wanita akan di lakukan oleh seorang perantara yaitu Mak Comblang. Setelah Mak Comblang menemui keluarga pihak wanita dan jika terjadi kecocokan dengan pihak wanita, maka si wanita yang “pinta” tersebut akan diberi uang, yang dinamakan uang “Sembe”. Selanjutnya Mak Comblang akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk prosesi selanjutnya yaitu “Ngelamar” 
- Urutan prosesi selanjutnya adalah acara “Ngelamar”. Seperti lazimnya ada perkawinan dari daerah lain di Indonesia, dalam prosesi ini, pihak Pria meminta kepada pihak keluarga Wanita secara Resmi. Biasanya hasil dari pembicaraan dari proses ini adalah pihak Pria harus memenuhi persyaratan lamaran antara lain :
- Sirih , Pisang raja, Roti tawar, Hadiah lain

- Hadirnya orang-orang untuk mejadi saksi dan memperkuat keputusan yang dibuat oleh pihak wanita
- Bawa Tande putus, Tande putus adalah adanya sebuah bukti /tanda bahwa anak wanita yang  telah dilamar tidak boleh di ganggu, walaupun prosesi akad nikah masih lama waktunya. Adapun Tande putus dapat berupa apa saja.


Urutan Selanjutnya adalah Prosesi  Akad Nikah. Disini saya melihat adanya persamaan prosesi dengan prosesi adat lainnya di Indonesia. Yaitu adanya prosesi pra nikah dimana Calon Mempelai wanita mengadakan acara di kediamannya. Rangkaian prosesi acara yang diadakan di rumah pihak calon mempelai wanita  adalah
     
    - Ada masa di Pingit atau Piare, dimana segala sesuatunya calon mempelai wanita akan diawasi kegiatannya oleh tukang piare atau tukang rias.

- Acara Siraman atau acara “Mandiin”, dalam acara ini hanya untuk calon Mempelai Wanita dimana akan di lulur dan berpuasa selama seminggu yang bertujuan agar pada acara pernikahan nanti berjalan lancar.
- Acara Tangas atau acara Kum, adalah acara mandi uap dimana calon mempelai wanita akan duduk dibawah bangku yang dibawahnya terdapat godokan rempah-rempah selama 30 menitan.
-Acara Ngerik atau malam Pacar, dimana dalam acara ini  mempelai wanita akan diberi warna kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar ( Sejenis tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mewarnai kuku)

Setelah Prosesi Pra Nikah usai, prosesi akan nikah dapat dilakukan. Uniknya pada saat pembawa acara menyampaikan proses akad nikah ini saya terkejut dengan suara letusan “petasan”. Oh ternyata itu pertanda dimulainya proses akad Nikah. Petasan tadi menandakan bahwa rombongan dari calon Mempelai Pria  dan keluarganya sudah tiba di lokasi dimana acara akad nikah akan digelar.
 

  

Tampak persiapan Keluarga Calon Mempelai Pria untuk memasuki lokasi acara. Tampak juga para anggota keluarga Calon mempelai pria membawa “seserahan”  (bawaan persyaratan yang di ajukan oleh keluarga calon mempelai wanita). Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain sirih nanas lamaran,  sirih nanas hiasan, mas kawin, miniatur masjid yang berisi uang belanja, sepasang roti buaya dan lainnya.
 


Pada saat itu saya melihat calon mempelai Wanita yang disembunyikan di suatu tempat dan saya tidak menyia-nyiakan moment itu langsung saya foto.



Ada prosesi selanjutnya yang saya membuat terkagum-kagum yaitu suatu tradisi adat Betawi dimana jaman dahulu banyak “Jagoan” atau “Jawara”. Nah pada prosesi ini diadakan suatu atraksi semacam adu kekuatan melalui beladiri “Pencak Silat”. Prosesi acara ini dinamakan “Palang Pintu”, dimana Palang pintu merupakan acara yang sangat menghibur. Palang Pintu merupakan kegiatan yang bertujuan saling mengenal antar keluarga dan maksud tujuan kedatangan, juga sebagai syarat diterimanya calon mempelai pria beserta jawaranya, harus melewati dahulu palang pintu yang dijaga oleh jawara Betawi dari pihak calon mempelai wanita
Adapun acara ini dilaksanakan sebelum akad nikah dimulai, tepatnya ketika rombongan calon pengantin pria baru sampai di depan kediaman calon pengantin wanita. Dalam Skenarionya, rombongan calon pengantin pria akan dihadang oleh Jagoan /jawara keluarga calon pengantin wanita. Untuk itu para Jagoan /jawara calon pengantin pria  harus melawan Jagoan /jawara dari pihak calon mempelai wanita. Seru ya…



Pada adat pernikahan betawi, setelah prosesi akad nikah selesai, mempelai pria akan membuka cadar yang menutupi muka mempelai wanita untuk memastikan apakah benar, yang ada dibalik cadar tersebut adalah wanita pilihannya.. Setelah itu, baru kedua mempelai diperbolehkan duduk berdampingan serta dilanjutkan dengan acara-acara untuk menghibur kedua mempelai.
Selain adu silat juga diadakan adu (pertandingan) berpantun. Seperti kita ketahui masyarakat Betawi pandai sekali berpantun. Pada akhirnya pihak Calon mempelai Pria dinyatakan sebagai pemenangnya dan diperbolehkan untuk masuk keruangan akad Nikah.

Maka acara selanjutnya adalah acara akad Nikah. Pada Acara ini Akad nikah di pimpin oleh penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA).

Disini saya melihat pada Pakaian yang dikenakan oleh kedua Mempelai sedikit unik yaitu pakaian mempelai wanita dipengaruhi oleh kebudayaan Cina sedangkan pakaian mempelai Pria dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. 


 


  Biasanya setelah acara akad nikah dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang bertujuan untuk menghibur para tamu dan masyarakat sekitarnya. Hiburan tersebut berupa tanjidor dan gambang kromong dan mungkin juga ada pertunjukan lenong.









Biasanya, dalam adat pernikahan betawi, orang tua mempelai Wanita akan diberi hadiah dari orang tua Mempelai Pria atas terpeliharanya kesucian mempelai wanita selama ini. Setelah acara ini selesai,secara Agama dan adat  kedua mempelai betawi ini sudah syah dan berhak untuk tinggal satu atap / serumah.


Wah tidak terasa hampir tiga jam saya mengikuti  prosesi pernikahan adat budaya Betawi, saya pun mencari makanan kerak telor yang dari tadi saya incar….mmmm sedap…
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar